You and I, Still in Love
(Oleh: Fifi Aryanti)
Cuaca yang dingin dan udara yang
sejuk di daerah pedesaan jarang sekali aku rasakan di kota tempat aku tinggal.
Tapi, berkunjung ke desa bukanlah rencana liburanku. Tidak mudahnya menghadapi
soal ujian nasional SMA saja sudah membuatku menjadi orang yang rumit
pikirannya. Karena itu, aku ingin segera melepaskan kepenatan yang sudah
meledak-ledak dalam diriku. Aku menyiapkan rencana berlibur bersama teman-teman
dan seseorang yang istimewa bagiku. Tapi, di sisi lain mamah malah menyuruhku
untuk menginap di rumah nenek di daerah pedesaan. Mempertimbangkannya saja aku
malas, apalagi menjalankannya. Bagaimana tidak, karena pilihan mamahku lah yang
memaksaku untuk menghapus sederet daftar liburan yang aku pikir akan
melemparkan segala kejenuhan.
Pagi
yang cerah, tapi tak secerah perasaanku. Hari ini waktunya aku berangkat ke
rumah nenek dengan hati yang masih berat. Sulitnya menciptakan senyuman,
setidaknya senyuman palsu untuk ku tunjukkan kalau aku senang berlibur di desa,
walaupun sebenarnya sih tidak. Aku kemas barang-barang yang akan ku bawa, aku
pun berangkat.
Setelah
menempuh perjalanan yang cukup lama, aku pun tiba. Pemandangan yang indah
dengan rerimbunan pohon dan suasana desa yang asri nan elok membuatku berpikir kembali
kalau ini tidak seburuk yang aku bayangkan. Kalau saja Aji ada di sini,
liburanku bukan hanya menyenangkan, tapi bahkan jadi lebih berwarna. Aji adalah
seseorang yang saat ini istimewa bagiku. Seseorang yang bisa membuatku
tersenyum, sekalipun disaat senyum itu sulit untuk terlukiskan.